Bogor, Radar-Barru.com -- Tahun 2020, tepatnya di masa pandemi yang begitu meresahkan, banyak hal yang tak mudah untuk dilakukan akibat begitu banyak pembatasan. Di kesempatan itulah Diana Bakti Siregar, seorang penulis, Praktisi Talents mapping dan Founder Sekolah Alam Satu Langit (Salam Satu langit), menuliskan sebuah buku berjudul "Sekolah Impian".
Niat awal Diana menulis buku adalah untuk menjawab keresahan yang terjadi di dunia pendidikan. "Beban kurikulum yang meski dikurangi tetap saja tak mudah mencapai target, kesulitan para guru dalam mempersiapkan pembelajaran yang terpaksa dilaksanakan secara daring".
"Belum lagi gangguan sinyal yang tak kalah meresahkan. Hingga jika saat itu yang sangat dicari adalah solusi agar daring tak bikin darting. Itulah solusi yang dirindukan," kata Diana Bakti Siregar pendiri Sekolah Alam Satu Langit di Bogor, Ahad (12/2/2023).
Saat ini, Diana sudah membuat sebuah sekolah alam yang bisa diakses semua kalangan yang ia namakan Salam Satu Langit, namun untuk dikatakan ideal, masih sangat jauh.
Bukan karena kurikulumnya, karena yang saat ini bersekolah di sana adalah anak-anak jalanan yang diambil dari anak-anak putus sekolah di usia SMP, anak-anak pemukiman kumuh di dekat stasiun Citayam, maka sampai saat ini mereka belum memiliki gedung sekolah, bahkan kontrakan untuk tempat belajar pun tak punya.
Singkat cerita salah seorang pembaca buku Sekolah Impian tersebut, Wildan Ningrum, Kepala Sekolah TK Islam Mutiara di Karawang, tertarik dengan konsep sekolah rahmatan lil ‘alamin, demikian beliau menamakan Sekolah Impian yang ditulis oleh Diana.
Sekolah yang bisa diakses oleh semua kalangan, bahkan sampai anak jalanan dan akhirnya diputuskanlah untuk mendirikan Sekolah Dasar di daerah Kampung Kawali, Desa Pancawati, Kecamatan Klari, Karawang yang mereka beri nama Sekolah Mutiara Alam Wildan.
Sekolah ini adalah pertemuan antara dua perempuan dengan mimpi yang sama, untuk membangun peradaban masa yang akan datang lewat sekolah yang bisa menembus batas ekonomi. Agar sekolah alam yang selama ini dipandang hanya bisa dinikmati kalangan menengah ke atas, kini bisa dinikmati semua kalangan, yang mereka sebut-sebut sebagai sekolah dengan harga kaki lima, kualitas bintang 5.
“ Ini adalah mimpi di siang bolong, kalau kita menyebut bahwa kita ingin membangun peradaban yang lebih baik di masa yang akan datang, dan jika ilmu-ilmu terbaik itu hanya kita berikan untuk anak-anak menengah ke atas dan kita tak sertakan kalangan tak mampu untuk mendapat hak ilmu yang sama".
" Ilmu itu datangnya dari Allah, dan Allah tak minta royalty atas ilmu yang Ia miliki, kenapa kita harus batasi ilmu itu untuk kalangan tertentu," ujar Diana
Lebih lanjut, Dia menjelaskan Sekolah tersebut didesain dengan bayaran fleksibel sesuai dengan isi kantong para orang tua. Mengedepankan unsur rahmatan lil ‘alamin. Yang kurang mampu tak dibuat minder karena mereka tetap akan dibina dan diberdayakan.
Sementara ada unsur berbagi untuk orang tua yang mempunyai kemampuan lebih. Jadi jika dikatakan bahwa sekolah alam itu mahal. Sekolah Mutiara Alam ini, akan menepis anggapan itu.
Sekolah Alam adalah pendidikan yang terdiri dari 4 pilar yaitu : akhlak, logika, kepemimpinan dan bisnis. Dan sudah teruji lebih dari 20 tahun.
Kini, Sekolah Impian itu tak hanya sekedar mimpi, bahkan sudah menjadi kenyataan.
"Saat sosialisasi yang diadakan tanggal 8 Februari 2023 di Masjid Jami’ Al Barkah, di Klaris Karawang dihadiri Drs.A.Hendra Sudjana, M. Ed, seorang purna Widyaprada Ahli Madya/Kasubdit Kemitraan Direktorat Pembinaan Keluarga Ditjen PAUD Kemendikbud itu, lebih dari 45 calon siswa mulai merapat, namun untuk tahun ajaran baru ini Sekolah Mutiara Alam hanya membatasi hanya 45 orang siswa saja yang akan disebar di 3 kelompok belajar," ungkap Diana.
Pendukung lain juga didapatkan dari Hj.Atin Supriatin, M.Pd, Penilik Bina PAUD dan Dikmas, kabupaten Karawang, Rusiarini, M.Pd, Penilik PAUD kecamatan Klari juga dari H.Nana Rusmana, tokoh masyarakat dan ketua DKM Mesjid Jami Al Barkah, kampung Kawali kecamatan Klari-Karawang, tempat di mana sosialisasi Sekolah Mutiara Alam itu diadakan.
"Mereka sangat antusias bahwa sekolah ini akan menjadi sekolah alternative yang sangat diminati oleh masyarakat modern saat ini," pungkasnya.
Penulis : Lina
Posting Komentar