Chief Executive Officer Krista Exhibitions, Daud Salim menyampaikan Pameran Internasional AllPack Indonesia, AllPrint Indonesia 2023 tahun ini mengalami kenaikan angka peserta pameran sekitar 30% dari tahun sebelumnya.
Dimana kedua pameran tersebut menghubungkan lebih dari 1100 perusahaan, 200 perusahaan diantaranya adalah UMKM. Adapun peserta pameran tahun ini berasal dari 19 negara seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Vietnam, Korea Selatan, India, Jerman, Perancis, Italia, Tiongkok, Austria, India, Indonesia, Taiwan, Thailand, Inggris, Australia, Canada dan USA.
“Pameran ini merupakan pameran internasional yang diikuti oleh 19 negara dan mengalami peningkatan 30 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertanda bahwa Indonesia negara besar menjadi satu tempat untuk banyak negara berbisnis-bermitra,”kata Daud dalam pembukaan di Hall D, Jiexpo Kemayoran, Rabu (11/10/2023).
Menurutnya pameran ini sangat penting untuk industri pangan makanan, minuman, kosmetika dan aneka industri lainnya. Dia berharap pameran ini dapat berjalan sukses dalam lancar selama tiga hari mulai pukul pukul 10.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB.
“Kami ucapkan syukur untuk semua yang telah mendukung dari Kemenperin, Kemendag, dan Asosiasi. Sukses buat pameran hari ini sampai Sabtu, selanat berpameran, ada seminar dan workshop,”ujarnya.
Sementara itu, Direktur Industri Hasil Hutan & Perkebunan Ditjen Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Meriyanti Punguan mengapresiasi pihak penyelenggara karena telah menyelenggarakan pameran tersebut.
“Apresiasi yang setinggi-tingginya, Krista Exhibitons sebagai penyelenggara ALLPack dan AllPrint Indonesia 2023 dimana momentum penyelenggaraan acara ini sangat tepat menambah akselerasi pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi,”katanya.
Dia menyebut pameran ini juga akan memberikan peluang kepada para pelaku industri pengemasan untuk meningkatkan pendapatannya. Sebab produk kemasan dan karton tidak hanya digunakan oleh industri makanan, minuman saja tetapi juga e-commerce.
Pada kesempatan itu, dia melaporkan bahwa Indonesia masih mengalami defisit terhadap produk kemasan dan karton. Dimana tahun 2022 mencapai 8,9 juta ton dengan nilai 166,35 USD. Sementara dari sisi impor 2022, 123,95 ribu ton atau 169,51 juta USD.
“Kita bisa melihat industri ini masih defisit. Ini peluang, artinya permintaan dalam negeri masih tinggi. Belum bisa disuplai dari dalam negeri yaitu baik sesi teknik kecepatan maupun kualitas, ada industri tertentu kemasannya spesifik sehingga mereka harus mengimpor kemasannya,”ucapnya.
Sehingga Industri percetakan, lanjutnya memiliki arti penting dan strategis yang tidak hanya berdampak pada melainkan ada kemajuan untuk perekonomian bangsa.
“Kami harap dapat memanfaatkan fasilitas dan kesempatan yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan utilitas dan kapasitas di dalam negeri. Sekaligus berkontribusi lebih baik lagi bagi perekonomian nasional,”tuturnya. (Gbr)
Posting Komentar